Rabu, 29 Oktober 2008

Lowrider bicycles: About as comfortable as stilettos


When you are riding a lowrider, it's uphill all the way. You need to push hard on the pedals, it's slow going, and it's not cheap.

So what's the appeal?

"It's stylish," said Aditya Agung Rhamadan, a 20-something lowrider biker from the Hell O Shorty community.

Lowrider bicycles are like stilettos, they are cripplingly uncomfortable but look hot.

The bikes, which are a cross between Harley and cruiser bikes, are definite attention stealers. Their seats are down at wheel level, with the pedals sometimes higher than the seats.

The difference between lowriders and stilettos is that bikers can be creative with their two-wheel vehicles, embellishing them to suit their personalities. True lowrider lovers assemble their bikes by themselves and are willing to go the extra mile in search of spare parts.

In Jakarta, lowrider bikes are becoming increasingly popular, with communities of lowrider bikers popping up all over town, and competing with each other to be the most fashionable.

The Sunset Riders Community, whose turf stretches from Menteng Park to Suropati Park in Central Jakarta, is one of the most prominent lowrider clubs in the city. Members have been riding in the area since 2004.

Other lowrider groups include Jakarta Street Lowriders, Hell O Shorty community, Pirate Lowrider and Ciputat Brothers.

"Only 30 percent of the appeal of lowrider bikes is related to function, the other 70 percent is about being fashionable," said 28-year-old Gandung Bagus Amento, the founder of Sunset Riders.

"We intentionally ride slow so people can admire our bikes," he said.

Lowriding began as a cultural element of Hispanics in the U.S., part of the street culture of the American barrio where Mexican immigrants maintained a lively urban culture. In the 1960s because of the expense of lowrider cars, kids could not afford to be a part of the lowrider car movement. Instead they began fixing up their own bicycles.

In Indonesia, young people picked up the lowrider trend from watching music video clips. Nowadays, lowriding is part of the music scene and has been adopted by hip-hop and R&B musicians as well as punk bands.

"I became interested in lowrider bikes from seeing them on video clips on MTV," Gandung said.

The bikes on TV reminded him of the bike he had as a kid, and he went off in search for parts in secondhand markets. Gandung works on his bikes at his old university, the Jakarta Institute of the Arts (IKJ).

With the rising popularity of lowriders, a growing number of people are buying them pre-assembled.

Twenty-two-year-old Ahmad Romero, a business student and lowrider lover, opened the first workshop for lowrider bicycles and chopper bicycles, Hell O Shorty, in March of last year.

He established the South Jakarta store as part of a business project for school and has sold 23 bikes to date, with prices starting from Rp 2 million.

However, originality is still widely respected in the lowrider community. For riders, building a bike from scratch is important. "It adds to their pride," Gandung said.

UNITY IN COMMUNITY


Popo (Hell O Shorty Family, Komunitas Custom Bicycle)

Apa sih yang membuat kamu tertarik sama custom bicycle ini?
Pertama lihat di televisi, terus gue lihat modifikasinya masih jarang, barang baru nih sepeda macam low rider. Dari situ gue terus mulai nyari-nyari dan ketemu di jalan, gue beli deh, waktu itu gue dapatnya juga dengan harga yang murah. Gue rakit sendiri juga sampai akhirnya jadi sepeda low rider.

Gimana prosesnya hingga bisa menjadi suatu komunitas?
Awalnya dari Jakarta Low Rider yang diciptain 3 teman gue, mereka yang cetusin ide buat jadiin low rider ini komunitas. Gue baru gabung setelah dapat sepeda yang gue mau di tukang es. Pas lagi ngerakit, gue hunting ke Kebayoran Lama, di situ ada penjual sepeda yang anaknya pemain low rider juga. Di sana ketemu juga sama komunitas low rider itu. Hell O Shorty sendiri juga sebuah komunitas, tapi kita nggak cuma fokus di low rider, lebih ke arah custom bicycle.

Apa keunikan dari komunitas kamu, yang membuatnya berbeda?
Mungkin karena inovatif kali ya. Jadi orang senang melihatnya, walaupun nggak suka sepeda, pas lihat custom bike gini kayaknya terkesan manis gitu sepedanya, hehe…

Biasanya kalau ngumpul di mana?
Kalau ada event saja baru ngumpul. Paling di base camp masing-masing, kayak komunitas gue yang sekarang Hell O Shorty ngumpulnya di daerah Pati Unus ini. Di sini sudah jadi meeting point kalau mau ada event dan sebagainya.

Apa saja kegiatan komunitas kamu?
Ikut Exhibition, pameran sepeda sama kontes modifikasi saja sih palingan.

Apa yang akan kamu lakukan untuk membuat komunitas ini terkenal?
Pertama lewat website, karena memang itu yang buat kita terkenal sampai Singapore, Malaysia, dan Kanada. Terus gue pengen bikin konvoy massal, misalnya bike to campus.

Kejadian paling gokil apa yang pernah menimpa kamu dan anggota komunitas?
Kalau mau kontes selalu gokil, karena baru siap H-1. Kalau kontesnya besok, rakit sepedanya baru satu hari sebelumnya, jadi buru-buru dan crowded banget. Pernah juga sekali ikut exhibition, sepeda-sepedanya itu kita bawa pakai mobil bak. Ternyata mobil bak itu surat-suratnya juga mati, jadi kita pada bagi tugas, supaya nggak ketangkep sama polisi atau dephub selama perjalanan ke lokasi pamerannya.

Pandangan kamu tentang custom bicycle sekarang ini di Indonesia?
Sekarang sudah amat sangat berkembang, dulu tuh cuma sedikit, paling-paling 60 orang sekarang sudah ratusan. Di daerah lain kayak Pontianak, Medan, Bali, Lampung juga sudah pada mulai main sepeda low rider atau custom bike kayak gini. Kontes juga sudah makin bagus, modifikasinya makin berkembang.

Gimana cara dan syaratnya untuk bergabung dengan komunitas kamu?
Nggak ada syarat. Yang penting suka sepeda custom bike dan suka ngumpul. Punya interest yang gede sama sepeda custom.

HOBBIES MAKE MY WORLD GO ROUND!


RIDE YOUR BICYCLE

Mendengar kata sepeda mungkin akan membawa kembali memori Anda sewaktu kecil. Menikmati indahnya pagi maupun sore hari dengan berjalan – jalan menggunakan sepeda. Bagi Anda yang masih ingin merasakan masa – masa itu, mungkin bisa mencoba sepeda lowrider, karena selain Anda bisa bergaya, sepeda Anda juga bisa di customize sesuai dengan keinginan Anda! Tidak hanya itu saja Anda juga dapat ikut berpatisipasi untuk mendukung kampanye menghentikan global warming dengan menggunakan lowrider-lowrider keren ini.
Jika anda memang hobi mengutak – utik lowrider Anda atau bagi Anda yang baru saja akan mencoba dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang lowrider, Anda harus segera berkunjung ke toko dan workshop lowrider, juga sepeda chopper pertama yang ada di Indonesia, yaitu Hell O Shorty.
Hell O Shorty sendiri telah berdiri semenjak tahun 2007 silam, di tempat ini Anda bisa melihat hasil proyek keren lowrider yang dijamin akan membuat Anda kagum juga sangat ingin memiliki salah satu koleksi dari Hell O Shorty ini. Di toko ini pun terpajang beberapa lowrider yang siap dibawa pulang dengan taksiran harga standar sekitar dua juta rupiah saja. Tak hanya itu saja, jika Anda tertarik untuk merancang sepeda sesuai keinginan bisa langsung menghubungi dan Hell O Shorty akan segera mewujudkan mimpi Anda besepeda dengan lowrider impian. Untuk Anda yang sudah memiliki lowrider dan ingin membeli spare part lengkap, ada juga disini.
Jangan khawatir dengan kualitasnya karena semua barang yang ada disini di import dari Taiwan. Anda juga bisa bergabung sambil menambah wawasan Anda dengan 22 komunitas lowrider yang memungkinkan Anda untuk bisa bertukar info dengan para pecinta lowrider di luar sana.

Hell O Shorty Photo Session For Kompas





this picture was taken last saturday on Oct 25 at Hang Tuah Raya.
When the photographer start to shoot us, the rain is coming.
And we're getting wet. but i really love those photo.
What do you think??